Pre-pernikahan (Tips)

Kali ini, aku pengen cerita-cerita sedikit tentang persiapan pernikahanku kemarin, supaya blog-nya nggak wasted begitu saja setelah pernikahan terlaksana. Aku sebenarnya nggak terlalu expert dalam hal merencanakan event sebesar ini, khususnya di bagian "keuangan".. my bank account isn't improved much after the wedding, hehe.., but we're trying to save as much as we can.. for the future sake.

Kalo ngomongin pernikahan, emang banyak banget faktor A-Z yang nggak mungkin bisa disama-ratakan antar pasangan. Tapi, pada dasarnya, sebelum cari-cari vendor, hal yang paling utama dan musti di-set dari awal adalah: menentukan "besar"-nya pesta pernikahan yang akan diadakan. Sangat mungkin sekali ada perbedaan persepsi antara calon pengantin dan orangtua calon pengantin (nah loh!). Kalau hal yang paling awal sudah ditentukan, pasti selanjutnya akan jauh lebih mudah.. soalnya akan menentukan besarnya budget, venue yang masuk budget, vendor yang bisa dipilih, dan lain-lain.
(sumber gambar: Events by Natasha)
Aku coba jabarkan ya satu-satu, mungkin ada lebih kurangnya.. boleh loh ditambahin dan dikoreksi kalo ada yang nggak sesuai dengan pengalaman kalian..

1. Menentukan besar kecilnya acara

Hal ini perlu rembukan antara calon pengantin dan orangtua calon pengantin, soalnya biasanya acaranya akan melibatkan "reputasi" dan kepentingan banyak pihak. Kalau semua pihak punya kepentingan undangan yang banyak, maka pestanya nanti tentu akan jadi besar. 

Kebetulan pestaku kemarin dipisah jadi dua acara, yang mana orangtuaku lebih banyak undangan di pesta adat, sedangkan orangtua Yos dan Yos+aku lebih banyak undangan di pesta nasional. Jadi, cukup leluasa menentukan jumlah undangan dan jadinya nggak terlalu maksain jadi pesta gede-gedean - walaupun ujung-ujungnya jadi dobel repotnya karena dua kali naik pelaminan, hehehe.

Lalu, penting juga untuk tahu darimana "sumber dana" berasal..

2. Sumber dana

Nah kalau "besar"nya pesta sudah terbayang, pasti langsung tau dong siapa yang punya peranan besar dalam sumbangsih jumlah undangan. Kalau misalnya ternyata calon pengantin lebih vokal dalam menentukan jumlah undangan (yang misalnya ternyata jumlah undangannya 3/4 dari jumlah keseluruhan), ya lebih baik tahu diri untuk mengeluarkan uang dari kantong sendiri :D

Masalah dana dan sumbernya memang masalah yang agak sensitif untuk dibahas secara blak-blakan, apalagi statusnya semua masih 'calon' (calon suami, calon istri, calon mertua, calon besan, dll). Namun, keterbukaan seyogyanya dimulai sedari awal, daripada di tengah-tengah persiapan nanti saling todong sana-sini untuk membayar vendor yang entah siapa yang memutuskan dan memesan di awal; suasananya pasti nanti jadi tidak enak dan awkward..

3. Menentukan target dan menabung

Ini termasuk hal yang sulit buat aku, karena aku tidak pandai menabung dari sejak dulu (haha.. jujur..). Uang pasti abis entah kemana.. makanya aku perlu menentukan target menabung tiap bulan, untuk tahu berapa jumlah uang yang bisa aku tabung hingga hari pernikahan. Dari nominal target tabungan itu, aku jadi tahu "kemampuan"-ku saat memilih vendor.

Aku bikin tabel di Ms. Excel (dengan pengetahuan basic formula, untung masih inget dikit-dikit dari belajar komputer saat SMP), dan langsung ketauan nominal di akhir masa menabung.. Lalu aku bikin list vendor secara lengkap, harga-harganya, dan aku update setiap kali tanda tangan kontrak dengan vendor baru.. Nah, pastinya bisa keliatan apakah tabunganku cukup atau enggak untuk membayar semua pengeluaran pernikahan. Kalau misalnya ternyata minus, ya mau nggak mau musti kompromi dengan cari vendor yang lebih murah.. atau kompromi dengan menambah jumlah menabung tiap bulannya. It's my choice! Puji Tuhan sih, nominalnya nggak pernah minus (malah surplus dan bisa dipake buat honeymoon).. hehe.. membuktikan sebenernya kalo aku mau, aku bisa menabung dengan disiplin :)

4. Pilih-pilih vendor

Jangan ragu untuk sebar email ke berbagai macam vendor! Awalnya sih aku orangnya nggak enakan gitu, jarang follow up, dan membiarkan email-emailku tak berbalas. Tapi seiring berjalannya waktu, dan semakin mepet karena belum banyak vendor yang konfirm, aku akhirnya sedikit-sedikit mereduksi rasa "nggak enakan" dan mulai melancarkan jurus untuk terus-terusan nanyain progress atau balasan email dari vendor.

Jangan ragu juga untuk memutuskan untuk nggak memakai vendor tertentu, walaupun mereka sudah menyodorkan kontrak dan meminta konfirmasi kita. Yos dan aku termasuk orang-orang yang suka salah tingkah kalau menolak orang, makanya kami agak kerepotan di masalah tolak-menolak. Intinya sih, kuatkan hati dan tebalkan muka.. paling maksimal ya menolak lewat whatsapp atau email.. toh mereka juga usaha mencari klien dan kita sebagai klien punya hak untuk memilih-milih :)

5. List plus-minus

Masih melanjutkan tentang vendor.. sebaiknya kita punya list plus-minus yang bisa dipakai untuk merefleksikan kelebihan dan kekurangan dari vendor-vendor yang sudah kita hubungi. 

Entah kenapa, sepanjang persiapan pernikahan kemarin, aku maniak banget bikin list.. semuanya aku tulis di excel dan aku bikin tabel biar keliatan apple to apple; dan terus terang itu sangat membantu. Soalnya kalo nggak ditulis, dan cuma diinget-inget, kadang-kadang banyak poin yang missed. Coba deh, kamu sediakan waktu untuk membuat list perbandingan setiap vendor, bisa di kertas atau di laptop atau di ipad, your eyes will be wide open, dan rasanya lega banget langsung keliatan mana yang lebih oke.. Oh ya, dan kalau kita punya list yang tercatat (bisa diprint atau minimal bisa dilihat secara jelas di layar laptop), hal ini akan lebih mudah dijadikan bahan diskusi dengan pasangan atau orangtua.. :)

6. Siapkan folder khusus print out / dokumen

Aku meniru Monica Geller yang sangat particular masalah organizing things, walaupun aku nggak segitunya amat sih, hehe.

Aku punya satu folder khusus yang isinya print out macam-macam dokumen. Awalnya sih cuma menyimpan gambar-gambar referensi yang kami suka dan juga print out wedding budget kami. Tapi lama-lama jadi keisi macam-macam dokumen penting, seperti dummy undangan, dummy souvenir, surat penawaran, price list, dan bahkan surat kontrak dengan vendor.

Dengan adanya folder ini, kami jadi kebantu banget untuk mencari dokumen-dokumen yang kadang-kadang suka secara nggak sadar aku selipkan di antara buku-buku. Pokoknya setiap terima sesuatu yang berhubungan dengan acara pernikahan, aku selalu masukkan di dalam folder ini, jadi nantinya nggak kalang kabut nyari kalau sedang butuh.

7. Bikin barchart

Persiapan pernikahan itu biasanya rentangnya "bulan", sehingga terkesan punya banyak waktu. Padahal kalau di-rundown --- catatan: kalau kamu bekerja Senin hingga Jumat --- satu bulan itu kita cuma punya 4 kesempatan mikirin pernikahan (yakni: weekend); dan itu terhitung nggak banyak waktu. Kalau untukku, lebih repot lagi, aku nggak bisa tiap weekend ngurusin pernikahan dikarenakan lokasi yang jauh, jadi musti bergantung pada email.

Nah, kemarin aku bikin barchart; sampai tanggal segini, harus udah konfirm apa aja.. sampai bulan segini harus udah bayar apa aja.. dst. Jadi, semuanya aku kontrol supaya nggak kebablasan kelupaan; dan kalaupun minta tolong sama Mama yang di Jakarta, sebisa mungkin aku ingetin tentang apa saja yang harus dilakukan sampai batas waktu tertentu.

8. Rajin blogwalking atau browsing

Baca-baca review dari pengalaman orang tentang persiapan pernikahan mereka, amat sangat membuka mata. Awalnya sih aku cuma baca dari blognya Melur, tapi kemudian setiap aku nemu nama vendor baru, aku langsung googling dan buka blog lain yang punya review pribadi tentang vendor tersebut. Sebisa mungkin sih aku selalu maksimalkan penggunaan google, baik itu nyari alamat, nomer telepon, atau email.

Selain blogwalking, aku juga rajin baca-baca weddingku.com, walaupun aku nggak aktif-aktif banget, tapi aku lumayan jadi silent reader semua review yang relevan dengan persiapan pernikahanku. Ada beberapa vendor yang sukses aku temukan berkat weddingku.com, antara lain vendor undangan, MUA adat, MUA martumpol (acara pertunangan), dan dekorasi adat. Di forum WK juga banyak orang-orang yang bakal menjawab kalau kita mengajukan pertanyaan, pokoknya sangat aku rekomendasikan sign up di weddingku.com, bahkan sampe sekarang aja aku masih seneng baca-baca forumnya.. Hehe.

9. Follow your heart..

Last but not least, semua kembali lagi ke hati masing-masing. Walaupun review udah ciamik, tapi kalau hati berkata lain, saranku sih ikutin kata hati saja.

Aku sempet hampir kemakan review-review dan iming-iming harga lebih murah, tapi pada akhirnya aku ngikutin hati.. dan terbukti, aku nggak menyesal dengan keputusanku :)


---

Segitu aja tips-tips-nya, semoga berguna dan nggak semakin panik dalam persiapannya ya girls! Kalau menghadapi masalah, diselesaikan dengan sabar dan kepala dingin, supaya nggak jadi heboh dan merembet kemana-mana. If I can do it, you can do it as well! :)

xoxo,
n/y

wedding entrance.

Wedding entrance is one of a thing that make our hearts torn into so many.
At first, we were thinking of something Indonesia.. either keroncong or other traditional tune.

Then it was off.

After that, we went into something jazzy.. such as James Brown or Al Jarreau.

Then it was off.

Then came accross to some instrumental songs which are commonly used, but then realized that it doesn't represent us. So, it was off the table.

I even asked my best friend for his suggestion, since I think he's better in this particular songs (he's more into instrumental and slower songs, much much more than us). He suggested a few, and almost all are acceptable!

Below are some of the link that might be useful as reference to choose your wedding songs/wedding entrance's song:
1. Old Brand New Blog - honestly, he has the best choices!
2. I Wed Solutions
3. My Inspired Wedding
4. hitched.com.au
5. The Knot

Small things indeed, but took us days to decide the wedding entrance's song and song list to be played during the reception. Fiuh!

xoxo,
n/y

vendor review: Amadea Art

Honestly, this is the best vendor by far.. Acung dua jempol buat Amadea Art!

Saya kasih nilai 9/10.
(Dan kalau di movie review bergaya pop corn, nilainya: 4.5 pop corns out of 5 pop corns)

Pros:

- CP-nya responsif dan sangat membantu.
Namanya adalah Yohanes, pas ketemuan, orangnya ceria dan asyik.. Responsif menjawab email dan whatsapp, dan juga sangat membantu memecahkan problema-problema desain yang kami hadapi. Yohanes juga berusaha mencari jalan terbaik supaya desainnya bagus. Walaupun preliminary design adalah design dari kami, tapi dia nggak lepas tangan dan tidak bersikap masa bodoh. Dia tetep kasih masukan-masukan buat kami, supaya produk akhirnya memuaskan.

- Harga bersaing!
Ini penting banget buat saya.. Dari beberapa vendor yang saya emailin, cuma Amadea yang kasih harga reasonable. Pasalnya saya ngerti banget kalo desain yang saya mau itu sangat sederhana, dan kalau liat harga yang di-quote sama vendor-vendor lain itu lumayan mahal-mahal. Amadea gave us the best offer, and even much better than vendor-vendor undangan di basement Pasar Tebet! Walaupun saya nyetaknya dua bahasa; dan undangan bahasa Inggrisnya hanya 1/6 dari jumlah total, saya nggak kena charge apa-apa. Hitungan harga per piece-nya tetep sesuai dengan quotation awal.. I think you can imagine how thankful we are!

- Produk final yang classy
Harga reasonable, nggak berarti hasil akhir yang mengecewakan. Amadea berhasil bikin Yos dan saya tersenyum lega. Soalnya, awalnya saya sempet kuatir kalo desain sederhana yang kami bikin bakal diasosiasikan dengan undangan murahan.. ternyata.. enggak! Kualitas kertasnya bagus.. kertas amplopnya tebal (I mean, it's really thick!) dan hasilnya rapi. Sesuai dengan yang kami bayangkan. Humble invitation with good quality crafting :) We're happy customers!

- Tepat waktu

Persiapan pernikahan itu berkejaran dengan waktu, dan timing undangan musti tepat! Apalagi saya yang tinggal di seberang, agak ribet dengan operasional undangan yang musti diboyong lintas negara. Dan Amadea berhasil memenuhi janjinya :) Dari awal saya emang udah wanti-wanti, kalau undangan bahasa Inggris musti didahulukan dan paling nggak lebih cepat 3 minggu daripada undangan bahasa Indonesia. Thank God, semua berjalan sesuai janji dan perencanaan :)

- Service memuaskan dan berbonus
Ada beberapa alasan kenapa saya bisa menyimpulkan Amadea memberi service memuaskan:
1. Undangan Inggris yang jumlah hanya 100 pcs diantar langsung ke rumah, tanpa biaya tambahan;
2. Amadea bersedia membantu mencarikan label putih yang seukuran dengan ukuran kotak alamat di amplop sesuai dengan ukuran yang kami inginkan;
3. Waktu saya sadar ada kesalahan di undangan, Yohanes mau repot-repot memikirkan solusi terbaik untuk memecahkannya;
4. Fleksibel banget. Di desain kami, melibatkan tali untuk pengikat undangan.. kalau dicari-cari di Jakarta, kena charge harga lumayan mahal, walaupun Amadea udah cari yang termurah sekalipun. Lalu, saya menawarkan, gimana kalo saya yang beli talinya, lalu Amadea yang bantu mengaplikasikannya.. they were okay with my proposal! :)
5. Dikasih bonus extra 5 undangan berbahasa Inggris sebagai complimentary :)

Cons:
Hampir nggak ada! Atau sejauh ini, saya belum nemu apa yang mau saya komplain ke Amadea. Nanti kalau tiba-tiba nemu, pasti saya update :D *semoga sih nggak ada yaahhh*

Summary:
Highly recommended.
Ini dari hati yang terdalam, lho. Saya juga baru menuliskan komen yang sama buat Amadea di forum Weddingku.
{Lalu nggak sengaja terbacalah ada satu vendor undangan yang di-black list sama banyak orang.. dan teringat kalau saya pernah tergoda untuk memakai vendor itu. Puji Tuhan, saya terhindar dari kesialan >.< Semoga pasangan-pasangan yang lagi kena masalah, bisa segera menemukan jalan keluarnya ya.. huhu..}
Bravo, Amadea Art!


xoxo,
n/y
one month

to

go


nooooooooooooooooooooo!!!!!!!!!!!!!!!!

updates - counting weeks

Hari semakin dekat.. jreng jrenggg..

Beberapa hari lalu sempet stress sejenak, karena ternyata kalau di-list down, masih lumayan banyak yang belum settle. Yang tadinya udah nggak bakal pulang lagi hingga November, berujung pada kepulangan sekali lagi untuk ngurus perintilan yang ketinggalan.


Walaupun sudah memantrai diri bahwa saya nggak stress dan nggak terlalu mikirin-mikirin amat tentang segala tetek bengek persiapan pernikahan ini, di alam bawah sadar, I am thinking about it all, grrrr! Temen saya bilang sih, "let it flow.. pada akhirnya semua akan beres kok!" Saya ketawa geli dengernya, ada benernya dan ada rasa pengen protes juga. Sisi bener-nya adalah karena mau nggak mau emang pasti akan terlewati juga, terlepas dari sempurna atau tidak sempurna. In the end, it's the marriage that matters. Dan saya mau protes karena... semua akan beres itu tak lain dan tak bukan karena ada yang mengerjakan semuanya - bisa orangtua, atau Yos, atau saya sendiri. =))


Jadi, mari dijalani saja, diselesaikan satu persatu dan nggak usah ngoyo diraup semua seorang diri.


Ini beberapa updates yang bisa saya share (dan semoga membantu ya!):


Kebaya Martumpol & Kebaya Adat

Udah 97% kelar.. 3%-nya masih mandek di sarung Martumpol yang belum ciamik pas dipakai. Masih galau apakah direlakan aja dipake apa adanya atau mau minta benerin sama penjahitnya.

Anyway, saya jahit ke Bross by Agus (Mas Agus), dan please note down that he took a loooong time to finish all the kebayas we ordered. Sempet naik pitam beberapa kali dan udah hampir pengen teriak-teriak kesel karena seringkali cuma janji yang diumbar. Huhu, kalo inget-inget itu, rasanya masih gondok banget. Jadi, lebih baik dipilih penjahit setelah lihat-lihat review ya; walaupun penjahit saya sebenernya rekomendasi dari mamanya Yos, tapi beliau juga kaget banget dengan kinerja Mas Agus yang beda banget dengan sebelum-sebelumnya. Oh ya, to note ya.. Mas Agus itu udah ngejahitin baju mamanya Yos berkali-kali dan sebelumnya baik-baik aja dan nggak pernah ada masalah.


Karena saya gondok, jadi mendingan saya nggak usah kasih review Bross by Agus ya, karena pasti yang keluar angkanya jelek banget. Tapi, boleh nanya-nanya lewat email kalo pada penasaran.. Saya sih mendoakan semoga Bross bisa improve dengan managemen waktu dan bisa lebih profesional lagi ke depannya. Amin!


Kebaya resepsi + songket

Kebaya resepsi by Sanggar Liza dan songketnya beli sendiri di Pasar Senen serta sudah kelar dijahitin di Pasar Senen.

Undangan resepsi

Done 100%. Yippie! Saya bakal kasih review buat Amadea Art, monggo dikunjungi postingan selanjutnya :) 
(update: silahkan liat review untuk Amadea Art yaaa..)

Undangan adat

Vendor: Nauli.
Ini berkat Mama-Papa saya yang berhasil menemukan Nauli di basement Pasar Tebet, dari ratusan tempat bikin undangan di sana, terseliplah satu yang khusus bikin undangan Batak. Syukurlah mereka bisa menyanggupi menyelesaikan pesanan undangan dalam waktu singkat. Kontaknya ada di bawah yah. Harganya masuk akal.. dan abang yang jualan juga ramah melayani segala macam pertanyaan saya.

Cover Tata Ibadah Martumpol & Pemberkatan

Tadinya kami mau print biasa aja di printing service tempat bikin undangan Marhusip & Martumpol, namun Mama memberikan ide cemerlang untuk nanya ke Nauli, apakah mereka bisa juga bikin cover tata ibadah. Dan jawabannya: BISA! Puji Tuhan! Maka bertambahlah orderan bisnis untuk Nauli dengan pesanan cover tata ibadah dari saya, hehe.

Cetak foto Prewed

Berkat anjuran dari temen saya, Eve, saya nggak pake survey tempat-tempat cetak foto lagi, langsung menuju Qtha Photography. Harga terjangkau dan cepat servicenya.. plus dengan membership dari Eve, saya dapet harga jauh lebih murah. Hore!

Frame Foto untuk Gallery

Tadinya ingin berburu photo frame murmer di Pasar Baru, rekomendasi dari Mas Harlie (vendor dekorasi). Namun karena keterbatasan waktu, akhirnya kami putuskan membeli saja di Ikea Singapore. Simple dan nggak butuh tenaga lebih untuk tawar menawar.

MC Acara Resepsi
Kebetulan Bude-nya Yos adalah MC kondang, Bude Tuti.. jadilah acara nantinya akan dibawakan oleh beliau. Saya udah menyaksikan langsung kepiawaian Bude Tuti waktu kawinannya Mbak Dani, sepupu Yos di Jogja, memang oke banget sih! Bude Tuti memang bukan MC bergaya anak mudah, namun memang tepat pilihannya karena acara ini sebenernya adalah acara perayaan dari Papa-Mamanya Yos, kalo bahasa Jawanya sih "ngunduh mantu". Jadi, sudah seyogyanya emang bernuansa lebih formal dan dewasa.

Musik
Setelah pilih sana-sini, dari yang awalnya pingin keroncong, lalu pindah ke jazz, lalu balik lagi ke keroncong, ujung-ujungnya diputuskanlah bahwa Revis Entertainment menjadi tempat berlabuh kami. Berawal dari melihat brosur yang ada di Sanggar Liza, lalu mencari di YouTube untuk performance Revis, dan tanya-tanya review Revis ke Bude Tuti, akhirnya kami menghubungi Pak Tony untuk minta price list. Paket yang ditawarkan cukup beragam, dari 4 jutaan sampai 13 jutaan. Lumayan oke dan bisa disesuaikan dengan budget kita. Kalo ada yang mau price listnya, just leave a comment below yah, as usual ;)

Ini salah satu performance Revis yang saya temukan di YouTube:


That's all for now, folks! Enjoy your preparation!

xoxo,
n/y

Contacts:

Nauli Printing
E: ade_napit@yahoo.co.id
Jl Tebet Barat Dalam, Pasar Tebet Basement Floor, Jakarta 12810

Qtha Photography
E: red_pro2002@yahoo.com
T: 021 83792662
HP: 0815 1832313
Jl. Tebet Timur Dalam II No. 28,
Jakarta Selatan 13620

Marhusip (plus review for Siva Catering)

Marhusip --- Done!

Rasanya pengen nari-nari lega.. satu prosesi sudah selesai dengan sukses :)

Di siang yang panas di Jakarta Selatan, acara Marhusip yang dihadiri sekitar seratusan orang, berhasil dilaksanakan dengan lancar. Memulai persiapan dengan heboh, dikarenakan Mama yang super perfeksionis dan menyiapkan semuanya sendiri tanpa asisten rumah tangga (asistennya ya Papa, saya, dan adik saya). Di benak saya, acara Marhusip itu semacam acara santai-santai yang dihadiri oleh banyak orang, tapi ternyata nggak sesantai itu juga.. walaupun nggak formal-formal banget - penuh dengan prosesi adat dan susunan acara yang sama sekali saya nggak tahu menahu. Hampir saja saya absen ke salon dan membiarkan rambut saya nggak diatur, untungnya ada angin yang membisikkan kalau saya sebaiknya ke salon.. untunggg saja.. pasalnya Mama dan Mamanya Yos rapi jali dengan rambut bersasak dan berkonde, saya jadi nggak terlalu kebanting banget.

Acara secara keseluruhan cukup seru, saya kurang mengerti detailnya karena berbahasa Batak, tapi intinya adalah lamaran formal dari keluarga pihak laki-laki ke keluarga pihak perempuan. Dan karena orang Batak itu selalu bergerombol dalam hal berpesta, maka yang datang juga bergerombol dalam berbagai macam marga terkait (misal: marga Tulang, marga (atau nyebutnya sih 'boru') Ibu, tentunya marga Ayah, dll.).

Sebelum acara dimulai, saya disuruh ngumpet di atas.. dan saya kira saya bakal dipanggil turun pas acara makan. Ternyata.. TIDAK! Saya harus nunggu hampir dua jam (plus menahan lapar dan hanya bisa mendengar bunyi denting piring dari lantai bawah) sebelum dipanggil turun, duduk bersebelahan sama Yos, dan dinasehatin sama wakil dari kedua belah pihak - ditegaskan kalau sebenarnya kami berdua sudah terikat secara adat. Agak bengong-bengong juga sih waktu diajak ngomong berbahasa Batak, hehe.
Lalu, diberilah kami uang ingot-ingot :) Saya sih paling suka pas momen ingot-ingot ini :) Maknanya supaya semua orang ingat bahwa akan ada pesta pernikahan kami berdua, maka hadirin dipersilakan mengambil uang ingot-ingot yang diedarkan dari kursi ke kursi. Jumlah uang yang diambil oleh hadirin terserah saja, tapi untuk saya dan Yos diberi 3 lembar dari pihak perempuan (saya nggak ngerti maknanya, kayanya sih dikasih tau maknanya, tapi dalam bahasa Batak) dan 1 lembar dari pihak laki-laki yang bermakna: "dari dua orang, hendaklah kami menjadi satu".
Sedang dinasehati..

Review Siva Catering
7/10

Saya hampir kasih nilai 6.5/10 sih.. Saya nggak nyobain semua makanannya, soalnya saya makan udah telat dan cuma keambil ayam bakarnya doang. Tapi menurut Yos, sayurnya enak.. dan pujian bertubi memang dilayangkan untuk masakan sayurnya Siva catering. Ayam bakarnya juga lumayan lah.


Yang oke (+):
- Makanannya banyak jumlahnya;
- Rasanya lumayan enak;
- Tepat waktu.

Yang kurang (-):
- Teh manis dan kopi yang terlalu encer,
- Pegawai katering yang kurang ramah,
- Lapet yang jumlahnya dipertanyakan.. banyak banget yang nggak kebagian lapet (pesan 150pcs, tapi kata Namboru.. kemungkinan hanya 100pcs yang beredar, well we don't really know).
(- Ada sedikit insiden di akhir acara yang bikin Mama gondok banget. Tapi ya diikhlaskan saja ya..)



Untuk Martonggo Raja dan pesta Adat nanti, saya tetep pake Siva Catering.. semoga sih kualitasnya membaik ya.. *finger-crossed*

Saya masih lanjut listing untuk hal-hal yang masih outstanding.. dan ternyata masih banyak yaa.. Persiapan hampir setahun aja kerjaannya nggak kelar-kelar, apalagi yang cuma beberapa bulan. Mari bersemangat! :)



xoxo,
n/y

tenun, songket, dan brokat

Sebagai putri-putri keluarga Batak, tentunya cukup akrab dan familiar dengan dunia per-kain-an sedari kecil. Inang-inang Batak adalah konsumen terbesar dalam dunia songket dan brokat, dan itu diturunkan kepada putri-putri mereka. Jadi, sudah nggak mengherankan lagi kalau kami-kami cukup ahli kalau bicara songket dan brokat (walaupun saya termasuk salah satu putri Batak yang agak anti-songket).

Belum afdol jadi orang Batak kalau belum menyambangi Pasar Inpres Senen, di dalam pasar, terjadi "perkawinan" penjualan antara ikan asin, ikan rebus, ikan teri, kain ulos, kain songket, Alkitab, Kidung Jemaat, Buku Ende, dan juga lagu-lagu rohani. Saya cukup terpana masuk ke dalam pasar yang selalu khas dengan suasana gelap remang, tapi kali ini ditambah dengan bau ikan asin menyengat hidung. Dan saya tambah terpana lagi saat menemukan kios kain-kainan dengan harga yang patut diberi tepuk tangan; murah rah rah!!

Kalau selama ini saya berpendapat, Pasar Baru adalah gudang segala kemurahan perkainan brokat.. statement itu akan langsung saya tarik kembali dengan kunjungan saya ke Pasar Inpres Senen. Memang sih, di Pasar Senen, kain brokat Perancis yang tersohor itu sudah pasti tidak eksis; tapi.. kalau untuk kain brokat lain yang dijual per baju dengan kualitas lumayan bagus.. pasti ada! Perbandingan harga di Pasar Senen dan Pasar Baru untuk jenis bahan serupa, bedanya bisa mencapai Rp 100,000-Rp 150,000. Lumayan banget kan? Apalagi kalau di pesta Batak, semua pihak terkait musti dan "sebaiknya" diberi seragam kain brokat, uang Rp 100,000 per baju bisa dihemat, itu udah sangat membantu pemangkasan pengeluaran.

Mama sudah punya kenalan (yang kebetulan sekampung dengan Papa dan adalah keluarga jauh dengan keluarga di Siantar.. jreng jreng.. world is indeed so small!), jadi sudah tahu kira-kira mana yang bisa murah dan punya stok dengan kain-kain berkualitas bagus. Saya sih seneng ngeliat brokat-brokat terpajang dengan warna-warni dan penuh motif, ditambah lagi harganya yang bersahabat.. malah tidak sabar untuk kapan-kapan menyambangi lagi toko Yemima Songket untuk belanja kain brokat bi-colors-nya. Sesuai nama, Yemima Songket tentunya juga menyediakan kain-kain songket dalam berbagai macam warna.. sayangnya warna yang saya cari tidak ada.
Songket-songket yang ada di Toko Yemima Songket
Alhasil, saya berpindah ke toko lain yang nampaknya juga cukup tersohor di Senen dan Tanah Abang, Boru Ulos. Di Boru Ulos, pilihan warna songketnya lebih beragam, dari yang harga di bawah satu juta rupiah (songket mesin) sampai yang mahal (handmade berbenang emas).  Di sini jugalah akhirnya saya menemukan sortali.. Setelah mikir beberapa kali, nampaknya menyewa sortali emas ataupun membeli sortali emas, agak berlebihan dan kurang masuk akal; soalnya harga sewa aja bisa Rp 3,000,000.. pun orang yang menyewakan sortali bakal nungguin si sortalinya di sepanjang pesta, untuk jaga-jaga nggak dibawa kabur (agak bikin males). Makanya diputuskan untuk membeli sortali kuningan, paket hemat aja dan toh tidak mengurangi esensinya. Hasil tawar menawar, sortali di Boru Ulos harganya Rp 200,000 (sepasang sortali plus topi untuk pengantin laki-laki), good deal ain't it? ;)
Songket tenun tangan
Sayangnya, di Pasar Inpres Senen nggak ada yang jualan songket meteran untuk nona-nona penerima tamu yang manis-manis.. Jadi, saya musti berbelok ke Thamrin City untuk berburu kain songket meteran yang cantik. And surprisingly, sangat mudah menemukan songket yang bagus dan cocok dengan kantong, dan tentu saja itu semua berkat kepiawaian mama dalam hal tawar-menawar! Ibu-ibu rocks! Di toko Tenun Jaya, banyak songket Palembang atau tenun Lampung, tenun India, dan tenun Bali yang bagus-bagus. Warnanya juga banyak dan bisa dipilih sesuai selera. Kalau mau rok tenun harganya Rp 175,000 saja, sedangkan untuk kain tenun mesin (ada yang pake selendang dan ada yang tidak), saya berhasil nawar Rp 80,000 per kainnya :)
Beberapa songket Lampung yang ada di Toko Tenun Jaya
Kontak:

Toko Yemima Songket (Mama Yonas)
Pasar Inpres Senen
Blok VI Los B No. 306, 307, 309
Jakarta Pusat
(08128897147)

Toko Boru Ulos
08157798889

Tenun Jaya (Nazarudin)
Thamrin City Lantai 1 Blok A 8a No.1
Tanah Abang, Jakarta Pusat
(087775860011)

Happy hunting, ladies!


xoxo,
n/y