Marhusip (plus review for Siva Catering)

Marhusip --- Done!

Rasanya pengen nari-nari lega.. satu prosesi sudah selesai dengan sukses :)

Di siang yang panas di Jakarta Selatan, acara Marhusip yang dihadiri sekitar seratusan orang, berhasil dilaksanakan dengan lancar. Memulai persiapan dengan heboh, dikarenakan Mama yang super perfeksionis dan menyiapkan semuanya sendiri tanpa asisten rumah tangga (asistennya ya Papa, saya, dan adik saya). Di benak saya, acara Marhusip itu semacam acara santai-santai yang dihadiri oleh banyak orang, tapi ternyata nggak sesantai itu juga.. walaupun nggak formal-formal banget - penuh dengan prosesi adat dan susunan acara yang sama sekali saya nggak tahu menahu. Hampir saja saya absen ke salon dan membiarkan rambut saya nggak diatur, untungnya ada angin yang membisikkan kalau saya sebaiknya ke salon.. untunggg saja.. pasalnya Mama dan Mamanya Yos rapi jali dengan rambut bersasak dan berkonde, saya jadi nggak terlalu kebanting banget.

Acara secara keseluruhan cukup seru, saya kurang mengerti detailnya karena berbahasa Batak, tapi intinya adalah lamaran formal dari keluarga pihak laki-laki ke keluarga pihak perempuan. Dan karena orang Batak itu selalu bergerombol dalam hal berpesta, maka yang datang juga bergerombol dalam berbagai macam marga terkait (misal: marga Tulang, marga (atau nyebutnya sih 'boru') Ibu, tentunya marga Ayah, dll.).

Sebelum acara dimulai, saya disuruh ngumpet di atas.. dan saya kira saya bakal dipanggil turun pas acara makan. Ternyata.. TIDAK! Saya harus nunggu hampir dua jam (plus menahan lapar dan hanya bisa mendengar bunyi denting piring dari lantai bawah) sebelum dipanggil turun, duduk bersebelahan sama Yos, dan dinasehatin sama wakil dari kedua belah pihak - ditegaskan kalau sebenarnya kami berdua sudah terikat secara adat. Agak bengong-bengong juga sih waktu diajak ngomong berbahasa Batak, hehe.
Lalu, diberilah kami uang ingot-ingot :) Saya sih paling suka pas momen ingot-ingot ini :) Maknanya supaya semua orang ingat bahwa akan ada pesta pernikahan kami berdua, maka hadirin dipersilakan mengambil uang ingot-ingot yang diedarkan dari kursi ke kursi. Jumlah uang yang diambil oleh hadirin terserah saja, tapi untuk saya dan Yos diberi 3 lembar dari pihak perempuan (saya nggak ngerti maknanya, kayanya sih dikasih tau maknanya, tapi dalam bahasa Batak) dan 1 lembar dari pihak laki-laki yang bermakna: "dari dua orang, hendaklah kami menjadi satu".
Sedang dinasehati..

Review Siva Catering
7/10

Saya hampir kasih nilai 6.5/10 sih.. Saya nggak nyobain semua makanannya, soalnya saya makan udah telat dan cuma keambil ayam bakarnya doang. Tapi menurut Yos, sayurnya enak.. dan pujian bertubi memang dilayangkan untuk masakan sayurnya Siva catering. Ayam bakarnya juga lumayan lah.


Yang oke (+):
- Makanannya banyak jumlahnya;
- Rasanya lumayan enak;
- Tepat waktu.

Yang kurang (-):
- Teh manis dan kopi yang terlalu encer,
- Pegawai katering yang kurang ramah,
- Lapet yang jumlahnya dipertanyakan.. banyak banget yang nggak kebagian lapet (pesan 150pcs, tapi kata Namboru.. kemungkinan hanya 100pcs yang beredar, well we don't really know).
(- Ada sedikit insiden di akhir acara yang bikin Mama gondok banget. Tapi ya diikhlaskan saja ya..)



Untuk Martonggo Raja dan pesta Adat nanti, saya tetep pake Siva Catering.. semoga sih kualitasnya membaik ya.. *finger-crossed*

Saya masih lanjut listing untuk hal-hal yang masih outstanding.. dan ternyata masih banyak yaa.. Persiapan hampir setahun aja kerjaannya nggak kelar-kelar, apalagi yang cuma beberapa bulan. Mari bersemangat! :)



xoxo,
n/y

No comments

Leave a Reply